Sabtu, 11 Februari 2012

All About Story

Cinta dan Persahabatan

Dengan perasaan yang masih gugup, Vera melangkahkan kakinya di gerbang sekolah. Hari ini adalah hari pertama bagi seluruh siswa siswi SMA baru untuk masuk sekolah, setelah liburan yang cukup panjang. Karena jam yang melekat di tangan kiri Vera telah manunjukan pukul 06.45, maka Vera segera bergegas masuk dan berkeliling untuk mecari kelasnya. Vera memang belum tahu dimana kelasnya, karena saat pelaksanaan MOS ia tidak masuk karena sakit. Yang ia tahu, dia masuk ke kelas X-F. Setelah cukup lama berkeliling, akhirnya ia menemukan kelas X-F. Kelas itu berada diujung sekolah dan berada di sebuah lorong. “Huh, sepertinya tuh kelas masih ricuh. Smoga aja tuh kelas belum ada gurunya!”, ucap Vera yang sedang melihat dari kejauhan. Verapun segera berlari kearah kelas itu. Saat ia berada di depan pintu kelas itu, ia berhenti sejenak untuk menarik nafas, karena dia sangat kelelahan (ngos-ngosan). Belum saja lelahya hilang sudah ada anak yang memanggil.
“ Vera…..!!!”,teriak seorang anak.
Verapun segera menoleh, da ternyata yang memanggilnya adalah Via. Via adalah sobat Vera saat ia masih SMP Vera merasa kaget, karena ia tidak menyangka kalau ia akan sekelas dengan sobat lamanya itu.
“Heh ver, cepetan sini, jangan bengong aja, disitu!!!”, teriak Via sambil malambaikan tangannya.
“ Oh, iya . Oke oke…”, sahut Vera sambil mengacungkan jempolnya dan berjalan menghampiri Via. Akhirnya, mereka menjadi teman sebangku dan mereka mengobrol terus dari jam pelajaran pertama hingga bel pulang berbunyi.
“Eh Vi, kapan loe mau ngenalin gue sama anak-anak kelas ini?”,Tanya Via sambil melihat ke sekeliling kelas.
“Jah…loe mah. Sekarang juga bisa kok.”,jawab Via. Akhirnya Vera berkenalan dengan seluruh anak yang ada di kelas itu dan Vera pergi berkeliling bersama Via untuk lebih megenal lingkungan sekolah barunya itu.
***

Ini adalah hari kedua Vera sekolah.Pada hari itu, sepulang sekolah, Vera berniat untuk mendaftarkan dirinya di sebulah ekskul yang bernama BSB. Vera akan mendaftar bersama 2 orang teman barunya, Dinda dan Nia.
“ Eh Ra, hari ini jadi ke ruang seni kan?”,tanya Dinda.
“Ya pasti jadi dong Din, aku udah penget banget nih, nari kaya dulu, rasanya udah pengen goyang aja nih badan, hahahaha!!!”, jawab Vera.
“Huh dasar loe Ver, pikirannya joget mulu, haha.”, balas Dinda.
“ Eh Din, si Nia mana? Katanya dia mau daftar juga?”, Tanya Vera sambil melihat keseliling.
“Eh iya kemana ya si Nia. Yuk kita cari aja, daripada ntar kita malah ga jadi daftar!”, ucap Dinda memberi saran. Akhirnya Vera dan Dinda pergi mencari Nia, dan saat mereka sampai di depan Lab Bahasa, mereka melihat Nia sedang bersama Via.
“Eh mereka berdua lagian ngapain tuh didepan Lab Bahasa?”,tanya Dinda.
“Meneketehe atuh Din, yawdah meding kita samperin aja yuk…!”,ujar Vera. Mereka berduapun menghampiri Nia dan Via. Vera segera mengajak Nia untuk pergi ke atas namun ia menanyakan terlebihdahulu ada acara apa ditempat itu.
“Eh Vi, lagi pada ngapain sih disini?”,Tanya Vera.
“Lagi mau daftar English Club dong!”,jawab Via.
“Ai kamu ngapain disini Ni? Kamu mau ikut juga? Katanya mau ikut BSB?”, sangkal Dinda.
“Ngga Din, aku tuh Cuma mau nganter si Via doang, kasian dia ga ada temen. Aku kan baik, jadi aku anter deh,hehe!”, jawab Nia sambil narsis.
”Eh, BSB…? Apaan tuh? Kok asa baru denger ya???”,Tanya Via.
“Jah,kamu ga gaul banget sih Vi, masa BSB aja ga tau?”, ledek Dinda.
“BSB itu singkatan dari Balai Seni Budaya!”,jelas Vera.
“Yawda deh, Vi, kita semua ke atas dulu ya, takut telat nih!!!”, ucap Nia sambil bergegas pergi.
Setelah sampai depan ruang seni, mereka bertiga malah saling dorong-dorongan, karena tidak ada satupun dari mereka yang berani masuk duluan. Namun akhirnya Dinda masuk pertama, karena dia memang cewe yang sangat pemberani. Saat mereka masuk, semua mata tertuju pada mereka bertiga.
“Duh malu banget deh rasanya!”,bisik Vera pada Nia yang berada didepannya.
Akhirnya mereka mendapat tempat duduk di ujung ruangan disebelah seorang kaka kelas cowo yang parasnya memang cukup keren menurut Vera. Beruntungnya, Vera duduk disebelah kaka keren tadi. Pandangan Vera tidak bisa lepas dari kaka kelas tadi, sampai-sampai ia tidak memerhatikan kaka-kaka yang sedang bicara didepan. Akhirnya pertemuan pun selesai, dan Vera pulang tanpa membawa suatu kabarpun karena dari tadi, ia asyik memandang kaka keren tadi.
***
1 minggu sudah, setelah hari itu, dan latihan perdivisi sudah mulai berjalan. Vera megikuti divisi tari, karawitan,dan paduan suara. Jadwal latihan hari ini adalah karawitan, jadi sepulang sekolah Vera, Dinda, dan Nia pun pergi ke ruang seni. Disana mereka menemukan teman-teman baru. Salah satunya adalah Nana.
“Hey, perkenalkan aku Nana dari kelas X-E”, ucap Nana. Merekapun memulai perkenalan dengan beberapa obrolan geje. Namun obrolan itu terpaksa dihentikan karena latihan akan segera dimulai. Yang membuka latihan hari itu adalah ka Bagus.
“Hay, adik-adik semua!!!!Perkenalkan saya Bagus dari kelas XI IPA D. Seharusnya kaka ditemai oleh kang Ardi selaku ketua dari divisi karawitan ini, tapi kang Ardi sedang mengambil motor sebentar di parkiran”,ujar ka Bagus.
Ka Bagus menjelaskan semua hal yang berkaitan dengan divisi karawitan. Beberapa saat kemudian masuklah seorang cowo.Dan ketika Vera melihat mata cowo itu, Vera merasa jantungnya berhenti berdetak, namun dengan seketika jantungnya kembali berdetak tapi berdetak dengan lebih kencang. Vera merasa sangat bingung dengan perasaanya. Mereka berdua saling bertatapan selama kurang lebih 1 menit,hingga Ka Bagus sempat berdeham untuk megacaukan tatapan Vera dan Cowo itu. Akhirnya cowo itu duduk di sebelah ka Bagus dengan senyum yang cengengesan. Verapun tertawa kecil melihat cowo itu. Ka Baguspun memperkenalkan kalau nama cowo tadi adalah Ardi. Medengar hal itu, Vera segera menyebut nama itu berkali-kali dalam hati agar ia dapat mengingat nama calon kecengannya itu. Setelah segala perkenalan selesai, merek pun memulai latihan. Latihan tersebut di awas oleh seorang Pembina yaitu Bu Rani. Pada hari itu, Vera belajar mengenai nama-nama peralatan degung dan cara memaikannya. Akhirnya waktu pulangpun tiba. Semua teman Vera pulang dengan dijemput oleh orang tua ataupun pacar mereka masing-masing, namun Vera tidak, ia terpaksa harus pulang sendiri. Namun mengetahui kalau Vera pulang sedirian, ka Bagus segera bertanya,
“Ver rumah kamu dimana?”.
“Rumah aku di Margaasih ka, emang kenapa?”,tanya Vera heran.
“Oh kebetulan banget, Kang Ardi juga rumahnya kearah sana, gimana kalau kamu pulang bareng dia aja?”,tawar ka Bagus.
“Ga usah ka, nanti aku malah ngerepotin, aku pulang sendiri aja, gapapa kok ka!” jelas Vera.
“Udah gapapa, kamu pulang bareng aku aja! Ayo!”, bujuk kang Ardi.
“Tapi ka….?”, sangkal Vera. Tapi sebelum Vera selesai bicara kang Ardi sudah duluan menarik tangan Vera. Vera yang mulai menyukai kang Ardi merasa sangat deg-degan. Hatinya penuh dengan perasaan senang, malu, dan banyak rasa lain yang bercampur aduk. Verapun diantarkan pulang oleh kang Ardi sampai ke depan rumahya. Vera merasa senang sekali saat itu.
***
Keesokan harinya Vera segera menceritakan pengalamannya itu kepada Via, tapi Vera belum berani memberitahu nama kecengannya itu. Via yang orangnya memang acuh, tidak mendesak Vera untuk memberitahu siapa kecegannya itu.
Hari demi hari telah terlewati, Vera dan kang Ardipun semakin dekat karena mereka makin sering pulang bareng. Malah setelah 1 bulan mereka kenal, kang Ardi dan Verapun mulai SMSan. Vera yang termasuk cewe geer makin saja menaruh harapan yang besar kepada kang Ardi. Rasa sukanya terhadap kang Ardi kini mulai berubah menjadi rasa sayang. Kini Vera memang sudah tidak bisa lepas dari Kang Ardi. Vera selalu ingin melihat Kang Ardi dimanapun dan kapanpun. Dan saat ia bertemu dengan Kang Ardi ia menjadi salting alias salah tingkah. Banyak hal yang ia rasakan akibat perasaanya kepada kang Ardi tersebut.
***
Disuatu hari yang cerah Via mengajak Vera untuk pergi bersama teman-teman seband mereka yang berada di SMA lain.
“Eh Ver, tar pulang sekolah jalan yuk bareng sama anak-anak???”,ajak Via.
“Hayu aja sih aku mah, sekalian aku juga mau cerita tentang kecengan baru aku itu,hehe!!!”, ucap Vera.
“Yawda tar kita kumpul di tempat biasa aja ya!!!”, tegas Via.
Akhirnya Vera merelakan 1 hari tidak pulang bersama Kang Ardi demi teman-temannya. Persahabatan Vera memang sudah sangat kuat. Mereka memang tidak bisa dipisahkan walaupun kini mereka berada di sekolah yang berbeda-beda. Pada hari itu Vera benar-benar menghabiskan waktunya bersama sahabat-sahabatnya .Saat itu Vera sejenak melupakan Kang Ardi demi have fun bersama teman-temannya.
***
Keesokan harinya, Vera melanjutkan aktivitasnya semula. Hari demi hari terlewati,bulan demi bulan terlalui. Tak terasa akhirnya 1 semester berakhir sudah dan selama 1 semester itu pula Vera telah menyukai Kang Ardi. Vera berfikir kalau misalkan Kang Ardi benar-benar menyukai Vera kenapa dia belum juga menembak Vera, menyatakan Cintapun tak pernah. Kang Ardi memang orang yang pendiam, jika di sekolah ataupun sedang latihan dia jarang sekali berbicara. Saat itu Vera benar-benar bingung, dan Akhirnya Vera memutuskan untuk mencari cowo lain yang mungkin bisa lebih mengerti dirinya dan Vera bisa cepat-cepat punya cowo sama seperti Dinda, Nia, dan Nana. Karena pacar Dinda, Nia, dan Nana adalah anak kelas XII semua, maka Vera pun meminta tolong untuk mencarikan cowo di kelas XII.
“Eh Din, kan pacar kamu anak XII IPA B, masa disana ga ada cowo yang ganteng gitu?”tanya Vera pada Dinda.
“Jah… ya mana aku tau Ver, lagian setauku anak-anak kelas itu mah kacau semua, sama kaya si Angga, emang kamu mau yang kayak gitu?”jawab Dinda.
“Wah masa sih gitu semua, ogah ah kalo gitu mah. Kalo kamu gimana Ni? Pacar kamu kan kelas XII IPA G, disana ada ga yang kira-kira cocok sama aku ?”tanya Vera pada Nia.
“Ya pasti ada lah, di sana kan rata-rata gateng sama kayak si Radit,. Tapi sory aja ya Ver, disana tuh semuanya udah pada punya cewe.”jelas Nia.
“Wah kalo gitu mah bener-bener ga bisa. Kalo kamu gimana Na? Pacar kamu kan di XII IPA i. Ada ga yang bisa dicomblangin sama aku?”keluh Vera.
“Jah aku sih gatau, tapi kalo tipe-tipenya kamu sih ga ada kayaknya. Duh emang kenapa sih sama si Kang Ardi? Kamu kan suka sama dia, terus kalian juga udah deket, jadi kenapa kamu mau cari kecengan baru?”tanya Nana.
“Jah kamu kayak gat au dia aja Na, dia kan pendiem, jadi mana mungkin dia mau nembak aku. Yang ada nih, pas dia udah mau nyatain cinta dia malah panas dingin lagi, hahahaha!”ujar Vera.
“Huh, kamu jangan gitu dong Ver. Kalo kamu masih sayang bilang aja, ga usah so so an cari cowo baru. Tar kalo dia udah sama cewe lain, malah kamu yang sakit hati loh.”ucap Dinda bijak.
“Iya juga sih, makasih deh buat pendapat kalian semua!”kata Vera.
Setelah obrolan panjang tadi, akhirnya mereka semua bergegas pergi ke ruang seni, namun saat mereka baru keluar kelas Via memanggil Vera. “Ver, tunggu!!! Aku mau ikutan BSB,boleh ga sih?”. “Ya boleh banget itu mah, hayu atuh kita kesana sekarang!”ajak Vera. Akhirnya mereka berlima pergi ke ruang seni. Disana Via mulai memperkenalkan diri dan mulai bercengkrama dengan semua teman-teman dan kaka-kaka yang ada. Disana lagat Via mulai mencurigakan, Via mulai curi-curi pandang kepada Kang Ardi. Melihat hal itu, hati Vera menjadi panas. Vera merasa sangat cemburu.Saat perjalanan pulang Vera bertanya pada Kang Ardi.
“Kang aku mau nanya, akang suka ya sama si Via?”tanya Vera ketus.
“Hah, suka sama Via? Nggak lah.”jawab Kang Ardi sambil cengengesan.
“Ah masa sih, ga percaya deh aku. Kalo suka bilang aja!!!”desak Vera.
“Ngga ih, kenapa sih, kamu cemburu ya!!!”goda Kang Ardi sambil menggoyangkan motor.
“Ih akang geer banget deh!!!Huu dasar!”tegur Vera sambil malu-malu.
Setelah kejadian itu, Vera merasa mulai khawatir dengan hubungan Via dengan Kang Ardi. Karena kekhawatirannya itu,saat sepulang sekolah, Vera mengajak Via mengobrol di depan kelas untuk meanyakan hal itu.
“Vi aku mau nanya sama kamu,tapi kamu harus jawab dengan jujur! Sebenernya kamu suka ga sih sama Kang Ardi?”tanya Vera.
“Hah…. Mmmmmmm… gimana ya. Kayaknya sih, aku suka sama dia,emang kenapa Ver?”jawab Via sambil malu-malu.
Medengar hal itu Vera diam sejenak lalu menundukan kepalanya. Matanya mulai berkaca-kaca,dan akhirnya air matanya berjatuhan.
“Ver, kamu kenapa? Aku salah ngomong ya?”tanya Via heran.
“Vi, kamu mau tau kenapa aku nangis? Aku ga nyangka aja kalo aku bakal saingan sama sobat aku sendiri.”jawab Vera sambil terisak-isak.
“Maksud kamu apa sih? Aku masih ga ngerti!”tanya Via, heran.
“Vi, aku juga suka sama Kang Ardi.Malah dari pas pertama kali masuk BSB. Aku sayang baget sama dia. Tapi, masa aku harus saingan sama sobat aku sendiri. Aku ga mau, tapi aku juga sayang sama Kang Ardi, aku ga bisa ngerelain dia Vi!!!”jelas Vera sedikit menekan nada bicaraya.
“Ya ampun Ver, kenapa kamu ga bilang sama aku dari dulu. Kalo tau kayak gini, aku ga akan SMSan sama dia. Aku pasti bakal nyuekin dia.”ucap Via mejelaskan.
“HAH? Kalian smsan, pantes aja sms aku sekarang jarang dibales. Ternyata itu karena kamu!!!” jawab Vera sambil meangis yang semakin kencang.
“Ver maafin aku, aku gatau. Aku janji deh aku bakal nyuekin dia, aku ga akan smsan lagi sama dia. Ini demi persahabatan kita Ver!!”jelas Via
“Udah, gapapa kok. Aku ngerti, kamu terusin aja. Biar aku yang ngalah. Aku ga mau persahabatan kita ancur Cuma gara-gara cowo.”
“Ver, aku beneran kok,lagian aku juga ga bener-bener suka sama dia. Pokoknya aku janji sama kamu kalo aku ga akan berhubungan lagi sama dia. Aku janji demi persahabatan kita!” ucap Via.
Akhirnya Via mengucapkan janji tersebut. Namun dibelakan Vera, Via masih berhubungan dengan Kang Ardi. Mereka sering SMSan, twiteran, pulang bareng dan sering melakukan aktivitas bersama.
***
Pada suatu pagi yang cerah Kang Ardi datang ke kelas X F, namun dia kesana bukan untuk mencari Vera, melainkan untuk mencari Via. Vera yang melihat Via berduaan dengan Kang Ardi segera berlari keluar kelas dan pergi ke kamar mandi. Dinda dan Nia yang melihat Vera segera pergi menyusul Vera, namun mereka memberitahu Nana terlebih dahulu untuk mengawasi Via dan mencari tahu apa yang mereka lakukan.Sesampainya di kamar mandi, Dinda dan Nia melihat Vera sedang duduk di pojok kamar ganti sambil terisak-isak. Nia dan Dinda menghampirinya dan menanyakan apa yang terjadi.
“Ver kamu kenapa?ayo cerita sama kita!”bujuk Dinda
“Ayo Ver, cerita aja, kita bakal denger kok, kamu cerita aja, selagi itu bisa ngeringanin beban kamu!”bujuk Nia..
“ Aku gapapa kok, aku Cuma sedih aja ngeliat si Via berdua-duaan sama kang Ardi. Padahal dia kan udah janji ga akan berhubungan lagi sama Kang Ardi.”jawab Vera sambil terus menangis.
“Duh, nyebelin banget tuh cewe!”ujar Dinda.
“Iya bener banget, kita harus kasih pelajaran sama si Via. Biar dia bisa ngerti apa itu yang namanya janji!!” ucap Nia.
…..drdrdrdrdrdrd…..(suara HP ngegetar)
“SMS dari si Nana nih!”ucap Dinda sambil membuka sms itu, “ Kata Nana, si Via ditembak sama Kang Ardi dan si Via nerima Kang Ardi langsung didepan semua anak-anak sekelas!” ucap Dinda.
Vera yang mendengar hal itu langsung menangis dengan lebih kencang dan Dinda segera menenangkan Vera. Setelah Vera cukup tenang mereka bertiga segera kembali ke kelas. Sesampainya di kelas, Vera segera dikerumuni oleh semua teman sekelasnya karena dia datang degan mata yang sembab dan mata yang masih berkaca-kaca.
“Ver kamu kenapa?”tanya Via heran.
“Masih nanya lagi kenapa,ini kan gara-gara loe Vi!”sentak Nia.
“Kok gara-gara aku sih? Emang aku ngapain!”tanya Via.
“Heh Vi jangan kira aku ga denger ya. Kamu tadi baru jadian kan sama kang Ardi. Padahal baru aja seminggu yang lalu kamu janji sama Vera buat ga berhubungan lagi sama Kag Ardi. Muna banget sih kamu!!!” sentak ANana seraya berjalan menghampiri kerumunan itu.
“Udah-udah cukup. Disini ga ada yang salah, yang salah itu aku. Aku memang cengeng banget. Aku harusnya ga usah kayak gini!!!”ucap Vera sambil memukul meja dan segera beranjak dari tempat itu dan pergi keluar. Semua sahabatnya segera mengejar termasuk Via. Disana Via mulai merasa bersalah karena telah menghianati sahabatnya sendiri. Setelah obrolan yang sangat panjang dan adanya banyak pengertian, akhirnya Vera mengikhlaskan kalau kecengan yang selama 1 semester lebih ia sayang dan sudah sangat dekat denganya harus berpacaran dengan sahabatnya sendiri. Biarpun Vera merasa sangat sakit, tapi dia benar-benar ikhlas untuk merelakan Kang Ardi.
“Aku benar-benar rela untuk melepaskan dia karena,
‘PERSAHABATAN LEBIH PENTING DARIPADA CINTA’
~ SELESAI ~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar